Sunday, January 31, 2010

"Men are from Mars and Women are from Venus". Anda pasti sudah sering dengar kata-kata ini ‘kan? Menurut anda, antarawanita dan pria, mana yang lebih setia pada pasangannya? Dari surveykecil-kecilan yang saya lakukan (n = 9, usia responden ≥25 tahun)ternyata wanita lebih setia pada pasangannya. Parameter yang sayagunakan dalam survey ini adalah Siapa orang pertama yang selalu diingat dan selalu ada dalam pikiran para responden”. Mungkin parameter inibelum cukup lengkap untuk mengukur kadar kesetiaan seseorang terhadap pasangannya, tapi parameter ini cukup menggambarkan apakah seseorangakan selalu ingat pada pasangannya.

Dari sebuah kuisioner yang saya peroleh, terdapat 11 pertanyaan yang harus diisi secara spontan. Salah satu perintah pada kuisioner tersebut adalah kita diminta untuk menulis nama lawan jenis yang kita kenal pada urutan no.3 dan no. 7. Dari pembahasan kuisioner yang saya
peroleh, biasanya seseorang akan menuliskan nama orang yang paling dicintainya atau pasangannya pada urutan no.3 dan menuliskan nama orang lain yang juga dicintainya tetapi bukan pasangannya ( TTM ?) pada urutan no. 7.

Hasil survey yang telah saya lakukan, ternyata antara wanita dan pria memberikan hasil yang sangat berbeda bermakna. Pada responden wanita, mereka akan selalu menulis nama suaminya (responden yang sudah menikah) atau pacarnya (responden yang belum menikah), sedangkan pada no. 7 ada beberapa yang menulis nama saudara kandung, sahabat, bahkan
ada yang tidak mengisi sama sekali urutan no. 7 ini. Alasan mereka tidak mengisi urutan no.7 ini karena tidak ada nama pria lain yang diingat (mereka harus mengisi kuisioner ini secara spontan dan cepat).

Survey pada responden pria, hasilnya sangat mengejutkan. Pada responden pria, tidak ada responden pria yang menulis nama istri (responden yang sudah menikah) atau pacar (responden yang belum menikah) pada urutan no.3. Dari beberapa responden pria, paling banter mereka menulis nama anak mereka pada urutan no. 3. Bahkan yang lebih mengejutkan ada responden pria yang sudah menikah justrumenulis nama teman wanitanya, bukan nama istrinya. Untungnya tidak ada diantara responden pria yang menulis nama saya diurutan no.3 itu, :-D (paling banter nama saya ada diurutan no.4, no.5, no.6 atau no.7, setidaknya mereka selalu ingat saya………:-)).

Nah lo…….terbukti ‘kan wanita lebih setia terhadap pasangannya dengan indikator bahwa mereka secara spontan akan selalu ingat pada pasangannya dimanapun mereka
berada.

Wah………., hasil yang sangat berbeda bermakna sekali ‘kan antara pria dan wanita. Jadi jika banyak pria yang pada akhirnya melakukan poligami, itu sudah merupakan “naluri lelaki” yang memang cenderung tidak setia pada pasangannya. Pada wanita cenderung untuk selalu setia pada pasangannya, sehingga kadang mereka pasrah menerima tindakan yang dilakukan suami terhadap dirinya, termasuk jika harus “di-poligami”. Sepertinya “naluri wanita” untuk selalu setia pada pasangannya ini yang akan selalu dimanfaatkan para pria (Untuk para wanita: berhati-hatilah!!!!………….).


(Sebuah survey kecil-kecilan sambil menunggu waktu sampling, sekaligus menguji validitas kuisioner ini. Thanks to Ika yang sudah mem”forward” kuisioner ini ke milis)


Re-posting dari Friendster blog....ternyata tulisan ini saya buat 3 tahun yang lalu..

Oohh...how old I am........

Visit Liverpool

Weekend memang paling oke untuk diisi dengan jalan-jalan, daripada kedinginan di rumah. Bersama rombongan dari Postgraduate student association, saya bersama seorang teman berkunjung ke Liverpool. Ada apa saja di Liverpool? Stadion...? Hmmm...sebelum berangkat, saya browsing informasi tentang tempat-tempat apa saja yang wajib dikunjungi di Liverpool. Kelihatannya cukup menarik...

Sabtu jam 7.20am, saat hari masih gelap, saya sudah berangkat dari rumah. Kami berkumpul di kampus jam 8. Jam 8 tepat, bis yang akan membawa kami sudah datang. Ternyata cukup banyak juga yang ikut ke Liverpool. Total ada 5 bis yang membawa rombongan dari University of Nottingham.

Perjalanan dari Nottingham ke Liverpool menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Tiba di Liverpool, akhirnya rombongan berpencar. Dari hasil browsing sebelum berangkat, ternyata Liverpool terkenal sebagai kota pelabuhan. Ada beberapa dermaga yang terkenal di Liverpool. Albert Dock merupakan salah satunya, dan menawarkan beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi. Seperti kota-kota di Inggris yang lain, Liverpool kelihatannya juga tidak terlalu luas. Untuk menuju ke Albert Dock, kami hanya berjalan kaki, tidak terlalu jauh dari tempat bis berhenti, didaerah City Centre.

Albert Dock menawarkan beberapa tempat menarik untuk dikunjungi antara lain The Beatles Story, Merseyside maritime museum, International Slavery museum, Tate Liverpool dan Piermaster's house. Sepertinya The Beatles story paling menarik untuk dikunjungi.


Kemana dulu ya.....??

The Beatles, grup band yang paling mendunia tahun 1950-1970 memang berasal dari kota Liverpool. The Beatles Story mengemas ini dalam sebuah bangunan yang menceritakan lahirnya grup band terkenal ini. Untuk biaya masuknya, karena saya student, hanya membayar 8.5 GBP,diskon 30% dari bea masuk untuk umum (sekitar 11 GBP). Lumayan juga diskonnya, jadi bisa untuk beli jajan kopi dan makan siang. Memang di UK, tempat wisata selalu memberikan harga khusus untuk student,dan diskonnya lumayan. Jadi kalo anda student, jangan lupa bawa student card ya...


The Beatles Story memang sangat menarik. Saya yang tidak begitu tahu sejarah tentang band ini, jadi tau lebih banyak. Mulai dari awal merekrut anggota band, kemudian mereka mulai terkenal dan akhirnya bubar. Lagipula, selama menikmati The Beatles Story, kuping selalu dimanjakan dengan lagu-lagu The Beatles yang ternyata asik-asik juga. Mulai dari Let it be, Imagine, please please me, My Bonnie, Hei Jude...wah...benar benar menyenangkan


Pintu masuk The Beatles Story

Ternyata histeria fans terhadap idolanya juga sudah ada sejak tahun 1950an. Terlihat dari foto-foto dan video saat The Beatles show ke beberapa tempat. Bagaimana histerisnya fans itu melihat idolanya pentas, sampai pingsan segala he..he...he....Trus ada juga iklan jaket jaman tahun 1950an yang katanya seperti model The Beatles. Bisa dicicil juga belinya. Ini nih foto jaketnya:





Jaket paling keren......






Keluar dari The Beatles, saya pindah ke Tate Liverpool. Tate Liverpool ternyata art gallery berisi patung-patung yang unik. Karena saya bukan penggemar seni patung, jadi tempat ini tidak begitu menarik bagi saya. Keluar dari Tate, tujuan berpindah ke Piermaster's house. Piermaster's house ini menggambarkan suasana rumah penduduk dimasa perang dunia kedua. Suasananya Inggris banget lah....ada mesin jahit kuno, living room lengkap dengan perapiannya, kamar tidur anak-anak lengkap dengan mainan anak-anak. Suasananya juga mendukung sekali, ruangannya juga berbau spesifik (yang menurut istilah saya "bau kuno"). Tapi asli lho...karena bau itu saya jadi merinding sendiri. Jadi cepat-cepat pengin meninggalkan Piermaster's House itu. Ditambah lagi, waktu saya dan teman berfoto di depan pintu masuk, penjaga tempat itu yang juga terlihat "dingin" tiba-tiba menghilang....nggak tau kemana...hi..............

Tujuan selanjutnya adalah berkunjung ke Merseyside Museum dan International Slavery Museum. Merseyside Museum adalah museum maritime sehingga menggambarkan segala sesuatu tentang laut. Ada juga sejarah Kapal Titanic dan Lusitania. Yang menarik bagi saya justru saat berkunjung ke International Slavery Museum. Ya...museum perbudakan. Ternyata Liverpool merupakan pelabuhan utama tempat masuknya pendatang dari Afrika yang akhirnya menjadi budak, selama tahun 1500-1800. Museum ini memang bertujuan mengajak dunia untuk memblokir segala bentuk perbudakan yang sampai saat ini masih terjadi dalam bentuk trafficking (perdagangan manusia). Karena Liverpool adalah kota pelabuhan, Liverpool jadi tempat masuknya korban trafficking dari seluruh dunia. Membaca testimoni dari para korban trafficking dan keluarga korban trafficking, jadi terharu. Itu semua bukan kehendak mereka, tapi mereka adalah korban.

Keluar dari wilayah Albert Dock, kami memutuskan untuk mengunjungi World Museum Liverpool. World museum Liverpool ini berisi kekayaan budaya dari seluruh dunia. Mulai dari Amerika, Afrika sampai Asia. Disini juga ada Wayang kulit, atau disebut Java Shadow Puppet yang masuk sebagai kekayaan buadaya dari wilayah Asia. Sayangnya, negara Indonesia sebagai pemilik budaya ini tidak disebut. Padahal disebelah wayang kulit ini, ada patung-patung dari Burma, disebut nama negaranya. Wah...salah-salah nanti justru wayang kulit ini dikira dari Burma.





Foto dulu sebelum meninggalkan Albert Dock






Enggak ke Stadion Liverpool yang terkenal itu? Penginnya sih, tapi sayang waktu tidak memungkinkan. Keluar dari World museum, jam sudah menunjukkan pukul 4.15pm. Padahal kami harus berkumpul dengan rombongan dari Uni of Nottingham jam 5pm, untuk kemudian bertolak kembali ke Nottingham. Mungkin lain waktu saya tetap ingin berkunjung ke stadion Liverpool.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.50pm saat kami tiba di East Drive, University Park. Liverpool ternyata kota yang cukup menyenangkan karena banyak objek yang bisa dikunjungi. Dari semua tempat yang di Liverpool, The Beatles Story adalah tempat favorit saya. Ini adalah pertama kalinya saya "jatuh cinta" dengan tempat seperti "museum" itu, karena menarik pengunjung dengan sejarah yang disampaikan simple dan jelas, ditambah lagi ada musik sepanjang kunjungan di dalam bangunan itu.

Dua puluh menit dari jam tiba di East Drive, saya sudah sampai di kamar saya yang sudah menjadi hangat (karena pemanas sudah hidup). Tinggal kaki nih yang rasanya pegeelll...Oh...jadi rindu tukang pijet....he..he...he...


(Posting di malam minggu sambil mikir bulan depan mau jalan kemana lagi ya??)

Sunday, January 24, 2010

Salju: Dulu Didamba Sekarang Dibenci

Dulu, salah satu alasan saya untuk memilih studi di UK adalah ingin melihat salju. Dan akhirnya cita-cita itu terwujud sudah. Memasuki awal Desember, suhu di Nottingham mulai turun secara teratur. Mulai dari 9 derajat celcius, menurun perlahan hingga mendekati minus 4 derajat celcius. Dan akhirnya, sekitar 10 hari dari awal December, salju turun di Nottingham. Saya sedang bersiap untuk menyeberang footbridge ke arah Medical School untuk sholat dzuhur pada saat salju itu turun. Wah...amazing, akhirnya saya bisa merasakan butiran putih halus itu mengenai wajah saya. Semua orang di kampus juga berbuat hal yang sama, sejenak meninggalkan aktivitas mereka untuk menikmati salju. "Merry christmas.....merry christmas"...mereka saling berucap, karena menurut tradisi di England, christmas ditandai dengan turunnya salju. Sayang, salju pertama itu tidak bertahan lama, karena setelah itu turun hujan dan matahari muncul lagi. Pada waktu saya pulang dari kampus, salju sudah menghilang.

Mengapa saya membenci salju? There are several reasons. First of all, I have bad experience with snow (eh...serasa writing test di IELTS nih, balik lagi ke bahasa Indonesia ya). Benar-benar "bad experience". Sabtu pagi, salju turun lagi. Sabtu pagi itu pula saya ada rencana untuk datang ke pengajian Indonesia Community di Nottingham. Acara dimulai jam 12 di daerah Beeston. Saya dan teman memutuskan untuk naik bus. Menyusuri jalan perumahan yang mulai dipenuhi salju tipis-tipis, saya hampir terpleset. Masih "hampir" karena masih bisa mengendalikan diri. Mendekati daerah taman di perumahan, tiba-tiba ..."buuukkk", saya jatuh terduduk....Hwa..hwa...sakit sekali, karena posisi jatuh saya terduduk, tepat di tengah..... Ya sudahlah, sudah jatuh, mau apa lagi. Tapi, efek jatuh itu masih saya rasakan hingga 4 hari kedepan. Setiap sholat, dari posisi duduk ke posisi berdiri...wha...sakitnya bukan main. Mungkin kalo di Indonesia, saya sudah ke tukang pijat kali ya. Saya sampai mencoba cari informasi tentang chiropatic, yang dulu saya analogikan dengan "ahli masalah tulang belakang dan syaraf". Tetapi, setelah browsing tentang apa saja yang bisa diobati oleh chiropatic, kayaknya kalo saya bawa penyakit saya itu ke ahli chiropatic,kok terlalu "lebay" ya....Alhamdulillah, hari keempat dari peristiwa buruk itu, saya sudah bisa sholat dengan gerakan normal lagi.

Hmmm...tapi pikir punya pikir, saya jadi tau siapa penyebab semua ini. Yap...sepatu saya tertuduh utamanya. Saya amati bagian bawah alas sepatu, memang kurang "batik-annya". Mulailah saya browsing tentang sepatu yang aman untuk kondisi jalan licin. Hore...ketemu....Tepat satu hari sebelum Christmas, saya membeli sepatu itu di Old Market Square. Pas ada diskon lagi. Cocok kan...












Bukan iklan: ini sepatu saya, gagah sekali ya...Sebenarnya bukan "gue banget" gitu loh...tapi hasil browsing menunjukkan bahwa ini sepatu yang aman untuk kondisi jalan licin


Kebetulan, pulang dari Old market square, salju turun lagi. Jadi ya sekalian test drive sepatu baru, sepatu lama saya masukkan kardus, dan berganti dengan sepatu boot coklat muda. Dan saya berusaha confident dengan sepatu baru itu. Tapi...sret...sret...beberapa kali saya hampir terpleset lagi....untung masih bisa mengendalikan diri. Ternyata problem belum selesai...sepatu yang ini masih licin.....Jadilah pulangnya saya masih harus berjalan seperti Putri Solo, pelan dan menunduk karena takut jatuh. Masih terbayang sakitnya pasca jatuh.

Semalaman saya browsing dengan berbagai kata kunci di uncle google. Non slippery shoes...., crew shoes, grips shoes.....voila....ketemu juga. Ada tawaran alas sepatu dari karet dengan beberapa paku tungsten dibawahnya, yang iklannya berbunyi:
"get confident to walk on ice and snow" he..he..he...coba deh...karena saya sudah putus asa bagaimana harus berangkat ke kampus waktu salju turun. masa' gara-gara salju turun terus nggak masuk kampus? Harganya ya lumayan...sekitar 20 GBP.
Barang datang, dan saya coba. Ehh....ternyata benar loh...nggak licin sama sekali. Benar...saya juga jadi PeDe berjalan di salju yang tipis, kayak lapisan es batu itu. Saya rekomend sekali produk ini, coba lihat-lihat aja di www.skiweb.uk.com.

Eh iya, kembali lagi ke alasan kenapa saya "benci salju", adalah kalo salju pasti udaranya dibawah 0 derajat. Kulit saya protes kalo udara dingin sekali. Memang kulit saya rewel sekali, dulu di Solo juga kemerahan karena kepanasan, sekarang di UK, juga kemerahan karena kedinginan. Repot kan...Memang yang baik itu ya "yang sedang-sedang aja". Lagipula, tahun ini di UK juga sedang mengalami "global freezing" alias dingin yang 'banget". Biasanya untuk Nottingham, suhu paling rendah hanya berkisar -1 derajat C,tapi tahun ini mencapai -7 derajat C...benar-benar freeze. Tapi untunglah,sekarang semua sudah berlalu. Winter di Nottingham sepertinya sudah mau berakhir, terbukti bahwa hari ini suhu sudah mencapai 4 derajat C, serasa hangat.....Winter berakhir lebih cepat dari biasanya. Winter biasa berakhir sekitar februari, tapi ini baru akhir Januari, salju sudah berhenti.

Itulah beberapa alasan kenapa saya "benci salju". Tapi saya juga punya foto kenangan saat salju loh...Waktu itu salju sudah tebal, jadi tidak licin. Salju yang tebal terasa seperti es serut, sehingga saya percaya diri untuk jalan diatasnya. Tapi untuk salju tipis, "say no" to salju tipis.


foto kenangan bersama snowman, yang dibuat pake cetakan baskom plastik


Inginnya,kalo bisa nggak ketemu salju lagi deh...Tapi bagaimana mungkin...., saya masih harus melewatkan tiga kali winter di Nottingham. Hmmm...sudah kangen rasanya menikmati sinar matahari yang bikin keringat menetes di wajah...sensasi berbeda dengan yang saya dapatkan ketika "benda putih-halus" itu turun dari langit dan mengenai wajah saya.


(posting sambil menikmati sore hari yang cukup hangat di kamar).
Nottingham, current condition:
light rain, 4°C,Feels Like 1°C