Sunday, March 28, 2010

Party

Hari Minggu kemarin, saya menghadiri birthday party labmate saya di chemistry lab. Meskipun judulnya "party", jangan dibayangkan adanya ruangan penuh lampu, musik yang berdentum dan orang-orang yang berdisko dalam ruangan. Pada prinsipnya, birthday party disini ya seperti kalo kita syukuran atau tasyakuran di hari ulang tahun, jadi hanya makan dan minum saja. Cuma memang istilah yang tepat untuk event ini adalah "party"

Ini adalah kali ketiga saya menghadiri party disini. Pengalaman pertama saya adalah menghadiri christmas lunch party. Christmas memang sepertinya sudah menjadi budaya bagi orang-orang eropa, jadi sepertinya malah tidak terkait dengan "religious". Sejak bulan November, biasanya sudah ada edaran-edaran untuk christmas dinner atau christmas lunch di group-group research. Tiap research grup mengadakan acara christmas meal ini dengan versinya masing-masing.

Grup research saya, tissue engineering group, mengadakan dua macam acara christmas meal, christmas lunch dan christmas dinner. Karena saat itu sudah masuk winter, dan siang hari begitu pendek, saya ikut dalam acara christmas lunch saja. Lagipula saya penasaran christmas party di UK itu seperti apa. Dipilihlah Restaurant Petit Paris di City Centre untuk acara ini. Ini adalah restaurant yang menyediakan makanan perancis. Whaaa....jadi tambah penasaran pengin ikut mencoba masakan perancis.

Jum'at siang, kami meninggalkan kampus menuju lokasi acara. Bersama-sama tentunya. Sampai disana, meja yang kami pesan sudah disiapkan. Pada tiap meja, sudah ada kado kecil yang diikat pita pada kedua ujungnya. Apa ya isinya??? saya juga penasaran, kado christmas-kah? saya coba mengguncang kado itu....bunyinya seperti ada barang kecil didalamnya. Crackers...??? mungkin juga. Kita lihat saja nanti. Trus, kami juga diberi topi dari kertas warna warni, untuk dipakai. Jadi seperti pesta ultah waktu kecil dulu.

Daftar menu pun diedarkan. Wah bingung, mau pesan apa, karena semua berbahasa perancis. Saya berkata dalam hati, ya kalo terpaksa ya pesan menu vegetarian, karena alternatif ini lah yang paling aman untuk muslim seperti saya yang tidak bisa makan daging atau ayam sembarangan. Mau pesan seafood, nggak tau seafood itu bahasa perancisnya apa. Untunglah ada Asma, third year student yang duduk kebetulan berhadapan dengan saya. Dia sepertinya membaca kebingungan saya. Asma juga seorang muslim. Dia langsung menjelaskan tiap menu itu isinya apa saja. Kebetulan ada menu ikan salmon dengan saus. Siiippp, saya akhirnya pesan itu dan cheese cake dengan winter fruit untuk dessert-nya. Untuk minum, saya pilih coke saya, untuk mengantisipasi kalo-kalo nanti makanan yang saya pesan bikin eneg.

Sambil menunggu pesanan disiapkan, saatnya membuka kado-kado yang ada didepan kita. Cara membukanya juga unik sekali. Kita harus saling menarik ujung pita kado yang dimiliki oleh teman kita. Untukmembuka kado itu, saya berpasangan dengan Toby. Bingung cara membuka, tapi untungnya Toby memberi petunjuk, "pull it", Oke deh, tarik, ternyata ada suara petasan saat pita ditarik. Saya penasaran melihatt isinya. O...o.., ternyata mainan kecil dari plastik, yang kalo di Indonesia biasa dijual di penjual balon untuk anak-anak. Saya dapat gasing kecil, Toby dapat butterfly. Dan didalam kado itu ada selembar kertas kecil yang isinya tebak-tebakan yang kita baca didepan teman-teman, trus teman yang lain menebak jawabannya dengan jawaban yang lucu-lucu. Seperti plesetan lah, kalo di Indonesia. karena nggak begitu mengerti bahasa gaul orang UK, kadang jawaban yang dianggap lucu, saya nggak bisa ngerti lucunya dimana. Tapi ya sudahlah...ikutan tertawa saja. Yang penting suasana jadi "fun". Acara ini lumayan berguna sambil menunggu pesanan datang. Dan disinilah saya jadi bisa mengambil kesimpulan bahwa christmas meal ini hanya bagian dari budaya, bukan sesuatu yang religious, karena sepanjang acara ya isinya hanya ngobrol-ngobrol dan tebak-tebakan saja, tidak ada acara berdo'a bersama menyambut christmas. Dan tidak ada seorang pun yang berbicara kalo nanti Christmas tiba mau berdoa di gereja mana.

Acara party yang kedua adalah Birthday Party dari Andrea, teman dari portugis. Andrea tidak satu lab dengan saya, tapi kami masuk pada tahun yang sama, saya mengenal dia sewaktu induction program untuk new students di kampus. Karena dia Portugis, acara diselenggarakan di Restoran Portugis di daerah Hyson Green,Nottingham. Sebelum acara, saya bertanya ke Andrea apakah restoran itu menyediakan makanan untuk vegetarian atau tidak. Dan ternyata, info dari Andrea, masakan portugis itu terkenal dengan seafoodnya, jadi amanlah untuk saya yang tidak bisa makan daging dan ayam sembarangan.

Acara Andrea's Birthday Party ini diselenggarakan jam 7 malam. Padahal saat itu sudah winter, Whaaa....dingin sekali rasanya harus keluar rumah malam-malam. Tapi ada perasaan nggak enak kalo tidak datang, karena saya kenal cukup baik dengan Andrea. Format birthday party Andrea ini beda lagi. kami disuguhi berbagai snack, seperti gorengan atau bala-bala menurut saya, dari bahan ikan. Macamnya banyak sekali. Gorengan ini terus mengalir selama kita ngobrol. Kemudian dilanjutkan dengan "drink". Karena saya tidak minum wine, jadi saya juga ikutan "drink" dengan air mineral sajah...he..he...he..... Satu lagi pengetahuan yang saya dapat dari ikutan party seperti ini. Ternyata untuk teman minum wine, biasanya snacknya adalah kacang atau buah zaitun (olive) yang (kelihatannya) direbus. Dan memang acara party ini fokus ke bertukar cerita, jadi makanan utama baru keluar setelah jam 10 malam. Tiwas saya membayangkan kalo birthday party itu nanti ada suara musik berdentum he...he...he.... Acara birthday party ini selesai jam 11 malam, dan saya pulang ke rumah dalam keadaan setengah beku.


Birthday Party di Restaurant Portugis. Itu tuh....saya yang di pojok belakang tengah......:-)

Party yang ketiga adalah birthday party yang saya hadiri hari minggu kemarin. Sewaktu diundang, karena tidak mau pulang dalam keadaan beku lagi, saya bertanya dulu tentang jam acara. Ternyata jam 1 siang, waktu lunch. Okie...dokie...kalo begitu, saya langsung meng-iya-kan untuk join. Dan tempat yang dipilih adalah Corner House, satu tempat dengan cineworld, tempat saya menonton bioskop. Yihaaa....akhirnya dapat kesempatan juga makan-makan ditempat itu.

Hari minggu siang saya berangkat dari rumah. Kami berjanji ketemuan di lantai 1 Corner House. Ternyata waktu saya tiba, baru Fadi, yang berulang tahun, yang datang. Sembari mengunggu, kami membicarakan tujuan makan siang nanti. Ada banyak alternatif di Corner House, ada restoran italia, Restoran China, restoran Mexico....wah...jadi bingung. Saya bilang ke Fadi, pada prinsipnya saya tidak masalah mau pilih restoran mana saja, tapi kalo bisa yang menyediakan menu untuk vegetarian atau ada seafoodnya. Fadi cukup mengerti, karena meskipun dia seorang christian, tapi dia berasal dari Syiria, negara yang juga mayoritas muslim, jadi dia tahu alasan saya tanpa saya harus menjelaskan panjang lebar.

Setelah semua teman datang, kami melihat-lihat restoran di Corner House. Chinesse food juga kelihatannya enak, dan ada menu untuk vegetariannya. Tapi karena salah satu teman saya, Shaun berasal dari Taiwan, dan tentunya dia merasakan masakan chinesse di menu makanan dia sehari-hari, jadi kami memutuskan untuk ke restoran Italia, Bella Italia. Kasihan Shaun kalo harus merasakan masakan cina lagi he..he...sama aja bukan party bagi dia.........

Saya memesan pasta dengan topping prawn dan smoked salmon dan raspeberry juice. Bayangan saya tentang oregano yang menyengat dimasakan italia, ternyata hilang, saya tetap doyan aja tuh. Padahal, kalo di Indonesia, saya kurang bisa mentolerir aroma oregano di Pizza (dengan merek Pizza Hut), sehingga kalo makan pizza harus didampingi dengan minum coke yang banyak...he..he..he...ndeso ya..... Tapi pasta prawn dan salmon yang kemarin saya pesan, enak banget lho, tidak bikin eneg, atau mungkin nggak pake oregano...??? tidak taulah....

Untuk Fadi's birthday ini, tidak ada acara "drink" karena acara siang hari. Satu lagi pengetahuan yang saya dapat, ternyata acara drink wine itu hanya untuk acara malam hari. Mungkin kalo minum wine siang hari jadi panas banget kali yee....... Lagipula nanti mereka pulang dari party jadi nggak bisa menyetir mobil, karena aturan di UK, orang yang sedang dalam keadaan mabuk dilarang mengemudikan kendaraan.

Acara utama Fadi's birthday party ini adalah ngobrol-ngobrol, dan tentunya "cheers" untuk birthday party ini. Dan topiknya mulai dari masalah umur sampai ngerasani supervisor (suatu hal yang dilakukan oleh mahasiswa thd supervisornya, baik di Indonesia atau di UK). Dan tebak-tebakan masalah umur lagi, ternyata birthday party ini adalah ultah Fadi yang ke 26. Lho...saya kira malah dia seumur dengan saya. Dan waktu tebak-tebakan umur, saya lah yang paling tepat menebak umur mereka. Bagi saya itu mudah, karena mereka pasti berusia antara 23-27 tahun. Sedangkan waktu mereka menebak umur saya, salah besar tentunya, dan bikin mereka kaget waktu saya bilang umur saya 31 tahun he..he..he... Shaun sampai bilang, " I thought that you are at the same age with Veeren". Duh.....untungnya Veeren nggak datang birthday party ini, kalo tidak dia bisa marah disamakan dengan yang berusia 30an. Veeren masih berusia 23 tahun, dan baru lulus master degree setahun yang lalu. Teori tentang usia dari saya ternyata terbukti lagi ya...

Yang saya soroti dari setiap party yang diadakan ini, tiap orang selalu membayar sendiri apa yang mereka makan. Jadi jangan dibayangkan kalo yangg berulang tahun yang mentraktir teman-temannya seperti kalo di Indonesia. Pun saat christmas meal, kami membayar makanan masing masing, bukan menggunakan uang kas dari lab. Satu pelajaran lagi yang saya ambil, bahwa dengan membayar sendiri makanannya, menunjukkan perhatian yang besar pada temannya yang mengadakan acara dengan cara bersedia datang dan membayar makanannya sendiri. Padahal sering kalo di Indonesia, acara syukuran atau buka puasa bersama terlihat sepi karena tidak ada yang datang dengan berbagai alasan, padahal hanya tinggal datang, makanan sudah disediakan oleh yang punya hajat. Apalagi kalo diminta bayar sendiri ya......mungkin sama sekali tidak ada yang datang. Kesediaan menunjukkan perhatian ke orang lain ini yang patut kita contoh. Nanti, kalo pulang ke Indonesia, saya mau mengadakan tasyakuran untuk PhD saya nanti di restoran dengan meminta para tamu membayar sendiri makanannya, kira-kira bagaimana ya reaksinya???? Kayaknya stempel "PELIT" akan melekat pada saya seumur hidup.....:-)


Lain ladang lain belalang, lain lubuk ikannya.....
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.....................

(jangan bingung, saya cuma mau mengingat peribahasa yang diajarkan waktu eSDe)