Bicara tentang PhD, pasti ujung-ujungnya bicara tentang thesis. Sepertinya memang bagian ini yang paling berat dalam rangkaian program Ph.D. Tepatnya mungkin bukan "sepertinya" tapi memang benar-benar berat. Pertama, berat dari segi kontent atau isi dimana hasil riset selama 3 tahun harus bisa ditulis secara runtut, jelas dan menampilkan suatu hal yang "novel" bagi bidang ilimu kita. Yang kedua, berat dari segi diri sendiri, yaitu berjuang untuk melawan kemalasan dalam menulis. Alasan terakhir ini yang bagi saya paling berat dibandingkan yang pertama. Kenapa berat, karena jujur saja, rata-rata PhD student cenderung untuk "procrastinate" dalam menyelesaikan thesis.
Tetapi sesuai dengan hukum pertama dari Newton's Three Law of Graduation versi PhD Comics, ada "external force" yang harus dikenakan pada seorang student agar tidak procrastinate terus menerus. Bagi saya, external force itu adalah berakhirnya beasiswa dari sponsor. Sponsor saya hanya memberikan perpanjangan beasiswa maksimal 6 bulan sejak berakhirnya tahun ketiga dari PhD program. Dengan kata lain, jika dalam waktu 6 bulan sejak perpanjangan saya belum menyelesaikan thesis, resiko ditanggung sendiri, alias siap-siap pakai uang pribadi. Mengingat biaya hidup di UK yang lumayan tinggi dan tidak akan bisa tercukupi dengan mengandalkan gaji pokok dosen di Indonesia, sepertinya ini yang menjadi "external force" bagi saya untuk segera menyelesaikan tesis.
Tiga bulan sebelum masa 3 tahun PhD berakhir, saya sudah ancang-ancang untuk mempersiapkan mental memasuki masa writing-up. Salah satunya dengan mengikuti kursus "Finishing Your Thesis" yang diadakan oleh Graduate School di universitas tempat saya belajar. Sebenarnya bukan kursus sih, lebih tepatnya sharing pengalaman dengan sesama final year PhD student dan alumni yang baru saja menyelesaikan PhD nya. Salah satu yang saya dapatkan dalam kursus ini adalah mulai menentukan timeline dari sisa waktu yang tersedia. Timeline ini tentulah customize, menurut kepentingan masing-masing. Saya sendiri menetapkan batas akhir saya berada di UK adalah bulan Maret 2013, mengingat pada bulan itu juga beasiswa saya akan berakhir. Dari sini, mulai dibuat sub-sub rencana yang akan kita kerjakan, mulai dari kapan mulai menulis, target berapa bab yang harus tertulis selama 1 bulan, termasuk menentukan kapan harus submit dan menempuh ujian.
Di University of Nottingham, tempat saya belajar, ada beberapa persyaratan administrasi yang harus dipenuhi saat mulai memasuki tahap writing-up thesis. Salah satunya adalah "Notification to Submit Thesis", semacam form yang harus diisi dan ditandatangi oleh supervisor dan di submit ke akademik. Form ini harus disubmit ke bagian akademik sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum thesis di submit, karena ini akan berkaitan dengan penentuan penguji, pengiriman thesis dan administrasi lainnya. Selain itu, fasilitator kursus juga mengingatkan bahwa ada kemungkinan jeda waktu yang cukup lama, maksimal 3 bulan, sejak submit thesis hingga dilakukannya ujian thesis atau viva voce examination. Oleh karena itu, fasilitator berharap kami "aware" dengan hal tersebut, terutama yang beasiswanya segera berakhir, seperti saya.
Okay deh, timeline mulai disusun. Januari 2013 adalah target submission thesis untuk saya, sehingga selambat-lambatnya akhir November 2012 saya sudah harus mensubmit form "Notification to Submit Thesis". Supervisor pun setuju dengan rencana saya, dan hanya menandai di kalendernya sambil mengatakan bahwa deadline ini saya yang buat, bukan dia, jadi saya yang harus konsekuen dengan deadline ini. Dia pun menjanjikan bahwa dalam 1 bulan setelah submit, saya akan viva, sehingga saya masih punya waktu untuk koreksi thesis sebelum besiswa saya berakhir di bulan Maret 2013. Siap pak..!
Tapi sekali lagi, kendali menulis tesis itu memang ada pada diri kita sendiri. Berat sekali memang, belum lagi pas kena serangan procrastination. Supervisor juga menyarankan saya untuk membuat target pribadi, berapa kata yang harus ditulis dalam 1 hari. Untuk awalan, dia menyarankan 500 kata per hari sudah cukup. Mungkin dia paham kesulitan non-native seperti saya untuk menulis dalam bahasa Inggris.
Untungnya, procrastination saya membawa sedikit keberkahan. Saat buka-buka youtube, eh ketemu video Three-Month Thesis dari James Hayton. Menonton ini, kok saya jadi senyum-senyum sendiri ya, karena ternyata yang saya alami juga dialami hampir seluruh final year students. Persis banget. Bangun pagi, siap menulis, cek e-mail dulu, cek fesbuk, cari videoklip lagu terbaru di youtube, buka situs berita, dan siklus ini berulang lagi, sampai akhirnya sore hari. Akhirnya, 1 hari terlewati tanpa menghasilkan sesuatu. Eh, bagi saya kadang menghasilkan juga ding, menghasilkan lumpia, siomay atau bakso ayam yang siap di simpan di freezer :).
Akibat menemukan video Three-month thesis di Youtube, menghantarkan saya ke Blog James Hayton. Banyak sekali ketemu tips-tips dari Mas James untuk cara cepat menulis tesis. Salah satunya adalah menghindari procrastination. Bagaimana caranya? Di blog itu dijelaskan beberapa tipsnya.
Salah satunya yang saya aplikasikan adalah dengan membagi waktu berdasarkan satuan unit. Tentunya bisa disesuaikan dengan keadaan kita masing-masing. Saya sendiri mencoba mengambil satu unit setara dengan 30 menit. Dalam 30 menit tersebut, 20 menit saya fokuskan untuk menulis tesis, sebisanya atau sedapatnya, tanpa membuka facebook, e-mail, atau mengerjakan yang lain. Nah, 10 menit sisanya saya pakai untuk acara bebas, bisa untuk bikin kopi, cek facebook atau yang lain. Oh ya, satu lagi yang saya terapkan dari tipsnya Mas James adalah tidak men-cek e-mail terus menerus. Cek e-mail bisa dikerjakan tiap 2 jam sekali. Pertama sih saya pakai periode 2 jam sekali, sebagai pelampiasan malas berpikir untuk menulis. Tapi, lama-kelamaan saya bisa mematuhi jadwal mengecek e-mail yang saya buat sendiri yaitu pada waktu makan siang dan jam 5 sore. Untuk tips lengkapnya, bisa dilihat pada blognya James saja ya.
Untungnya, tips ini bekerja untuk saya. Pada akhirnya saya bisa tahan menulis 2 jam nonstop, tanpa procrastinate. Tapi mungkin ini juga ada pengaruh "external force" ya , karena waktu berjalan semakin mendekati deadline yang saya buat sendiri. Saran dari James, yang menurut saya lumayan ekstrim adalah memutus koneksi internet alias sama sekali tanpa koneksi internet, untuk menjaga fokus pada menulis. Bagi saya, tips membagi 20+10 menit tiap satuan unit, sudah cukup pas bagi saya. James sendiri di blognya menyarankan "25+5" menit sebagai 1 satuan unit waktu menulis. Jadi selama menulis, koneksi internet dan online facebook tetap berlaku bagi saya dengan memperhatikan "syarat dan ketentuan" yang saya buat sendiri.
Begitu menemukan kondisi yang tepat dalam menulis, dalam 1 hari dihitung-hitung saya bisa menghasilkan lebih dari 500 kata. Dari pengalaman, 1 chapter bisa saya selesaikan dalam 2 minggu. Mungkin termasuk lambat, tapi not bad lah. Teman saya, British asli, bahkan bisa menyelesaikan a whole thesis dalam 1 bulan. Hehehe...beda standar ya....:)
Tahun baru saya habiskan dengan menulis dan menulis, sampai tidak bisa tidur. Benar sekali, tidak bisa tidur, bukan mengantuk. Saya bisa menulis nonstop tanpa tidur dan tanpa bantuan kopi. Tapi saya sadar ini tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental, sehingga malam hari saya berusaha mematuhi jadwal untuk tidur meskipun juga tidak bisa tidur pulas. Akhirnya, awal tahun baru, whole thesis, 60,000 kata siap disetor ke supervisor untuk dikoreksi. Sudah pernah saya ceritakan juga tentang hal ini disini.
Jadi, meskipun "just thesis" (ini kata supervisor saya), ternyata perlu perjuangan juga. Dan yang paling berat adalah perjuangan "menata diri sendiri" untuk siap dan mau menulis thesis dan yang jelas, menulis thesis itu "painful". Kenapa harus berlama-lama merasakan "painful", jadi pakai saja target James dengan Three-month thesisnya.
Satu hal yang paling penting adalah kesadaran diri untuk menyelesaikan thesis. Semua tips cara cepat menulis thesis tidak akan berguna tanpa keinginan dan konsistensi dari diri sendiri untuk segera menyelesaikan thesis. Yang jelas, jika thesis sudah selesai, tidur akan lebih nyenyak...:)
Selamat tahun baru Imlek