Friday, February 27, 2009

Hurry Sickness


Have you ever heard about "Hurry Sickness"? Saya kira banyak orang yang terjangkiti penyakit ini akhir-akhir ini. Informasi tentang penyakit ini pertama kali saya dapatkan dari bacaan di section Reading pada IELTS test. Saya jadi tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Jadi deh saya tanya Paman Google untuk informasi lebih lanjut.

Definisi Hurry Sickness adalah
"malaise where a person feels chronically short of time, and so tends to perform every task faster and to get flustered when encountering any kind of delay"

Pernah mengalami ini?
Pada saat membaca bacaan mengenai hurry sickness ini, saya merasa menjadi pasien yang juga terjangkiti oleh penyakit ini. Selalu hidup terburu-buru, sepertinya waktu seolah-olah cepat sekali berlalu meskipun saya sudah berusaha bekerja dengan kecepatan penuh. Saya juga sering merasa tidak sabar kalo sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Semua itu memang ciri-ciri hurry sicness. Nah lo...sudah kena penyakit ini belum?

Menurut bacaan IELTS yang pernah saya baca, teknologi punya peranan yang penting terjangkit dan menyebarnya hurry sickness. Saat kita mengirim surat lewat e-mai dan tidak bisa terkitim dalam waktu 15 menit, pasti anda merasa sebeel sekali. Seakan-akan semuanya akan gagal kalo e-mail itu tidak bisa terkirim dalam waktu 15 menit. Padahal, dulu sebelum ada e-mail, kalo mengirim surat kita pakai apa? Pakai pos udara 'kan, yang waktu pengirimannya kurang lebih 3 hari sampai 7 hari. Tapi pada saat itu kita merasa baik-baik saja 'kan.

adanya handphone saya kira juga bisa memicu hurry sickness. Pasti anda merasa gak akan bisa mengerjakan apapun kalo HP ketinggalan. Apalagi setelah melihat call list atau sms yang masuk ke HP selama HP tersebut tertinggal. Wah...pasti merasa sudah kehilanagan berbagai info atau moment yang mungkin terkait dengan bisnis anda. Padahal dulu waktu belum ada HP, semua baik-baik saja, kan?

Menurut sumber bacaan IELTS yang pernah saya baca, persaingan yang semakin ketat dalam karier atau kehidupan juga akan memperparah penyakit ini. Kenapa kita merasa tidak nyaman jika e-mail yang akan kita kirim belum sampai dalam 5 menit? tentunya karena kita merasa akan ada orang lain yang akan merebut suatu kesempatan dari kita dan orang tersebut yang akan memenangkan persaingan itu.


Saya juga mencari bagaimana terapi untuk hurry sickness ini. Ternyata cuma satu, cobalah untuk lebih slow down, karena hidup kita akan terasa sangat cepat jika kita mengerjakan semuanya dengan cepat. He..he...he...bagus juga ya tips-nya untuk menghilangkan hurry sicness. Bukankah hidup itu memang untuk dinikmati. However, I personally believe kalo kadang-kadang kita perlu terjangkiti juga penyakit hurry sickness, supaya kita punya semangat untuk mengejar sesuatu. Pada dasarnya saya sangat percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin asal kita mau berusaha dan Allah meridhoi.

(When feel tired suffer from hurry sickness)

No comments: