Ini merupakan acara rutin di fakultas kami, diadakan setiap semester, dan merupakan acara favorit bagi saya.
Kenapa favorit? Karena bagi saya ini merupakan moment yang baik re-charge semangat setelah berhadapan dengan rutinititas harian. Pada acara sumpah ini, saya melihat banyak kebahagiaan terpancar dari wisudawan yang disumpah, orang tua wisudawan dan kerabatnya. Saya jadi ikut dapat merasakan bagaimana bahagianya orang tua wisudawan tersebut melihat anaknya dilantik jadi seorang apoteker, karena saya tahu pasti, setiap orang tua pasti mengorbankan apapun untuk kebahagiaan dan kesuksesan anaknya.
Untuk wisudawan dengan predikat "cum laude", oleh panitia sengaja diberi selempang biru terang dengan tulisan "cum laude". Saya selaku panitia juga mengatur agar nama-nama wisudawan dengan predikat cum laude disebut dan diminta berdiri pada laporan pertanggungjawaban akademik dari Wakil Dekan I. Duh...saya jadi ikut bisa merasakan bagaimana perasaan orang tua mereka saat nama anaknya disebut mendapatkan predikat "cum laude". "Lihat........anak kami adalah yang berdiri itu............dengan predikat cum laude.......", dengan bangga para orangtua menunjuk anaknya. Overall, in my perspective, semua wisudawan yang diambil sumpahnya pada hari itu adalah pemenang, karena mereka berhak disumpah setelah melalui serangkaian ujian, baik ujian akademis maupun ujian melawan rasa capek dan malas yang biasanya dimilki oleh siswa.
Pada saat wisudawan mengucapkan lafal sumpah, saya yang sudah sekian tahun lalu dilantik jadi farmasis, seakan-akan diingatkan kembali akan janji yang pernah saya ucapkan. Ternyata tanggung jawab untuk memegang janji itu memang sangat berat. Dan ini adalah sumpah....yang kalo dilanggar tentu sangat berat hukumannya.
Demi Allah saya bersumpah bahwa :
- Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan ;
- Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker ;
- Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan ;
- Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian ;
- Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik Kepartaian, atau Kedudukan Sosial ;
- Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan.
TUHAN YANG MAHA ESA MELINDUNGI SAYA
Berat ya tanggung jawab sumpah ini....... Kemarin Pak Rektor yang ikut hadir di acara sumpah ini juga punya usul supaya isi sumpahnya dibuat lebih ringan sehingga tanggung jawabnya tidak terlalu berat. Boleh juga usulnya Pak Rektor...tapi nanti kalo dirubah bagaimana....................?
Sumpah apoteker ini merupakan akhir dari masa studi mahasiswa di fakultas farmasi, tapi tentunya bukan akhir dari semua perjuangan mereka. Saya, dan juga dosen-dosen yang lain, yang merasa menjadi orangtua mereka di fakultas, merasa bangga sudah berhasil mendidik mereka samai menjadi seorang farmasis. Tentunya kami juga berharap agar ilmu yang telah kami bekali ini dapat membawa manfaat tidak hanya bagi yang bersangkutan tetapi juga seluruh umat manusia.
No comments:
Post a Comment