Sunday, January 24, 2010

Salju: Dulu Didamba Sekarang Dibenci

Dulu, salah satu alasan saya untuk memilih studi di UK adalah ingin melihat salju. Dan akhirnya cita-cita itu terwujud sudah. Memasuki awal Desember, suhu di Nottingham mulai turun secara teratur. Mulai dari 9 derajat celcius, menurun perlahan hingga mendekati minus 4 derajat celcius. Dan akhirnya, sekitar 10 hari dari awal December, salju turun di Nottingham. Saya sedang bersiap untuk menyeberang footbridge ke arah Medical School untuk sholat dzuhur pada saat salju itu turun. Wah...amazing, akhirnya saya bisa merasakan butiran putih halus itu mengenai wajah saya. Semua orang di kampus juga berbuat hal yang sama, sejenak meninggalkan aktivitas mereka untuk menikmati salju. "Merry christmas.....merry christmas"...mereka saling berucap, karena menurut tradisi di England, christmas ditandai dengan turunnya salju. Sayang, salju pertama itu tidak bertahan lama, karena setelah itu turun hujan dan matahari muncul lagi. Pada waktu saya pulang dari kampus, salju sudah menghilang.

Mengapa saya membenci salju? There are several reasons. First of all, I have bad experience with snow (eh...serasa writing test di IELTS nih, balik lagi ke bahasa Indonesia ya). Benar-benar "bad experience". Sabtu pagi, salju turun lagi. Sabtu pagi itu pula saya ada rencana untuk datang ke pengajian Indonesia Community di Nottingham. Acara dimulai jam 12 di daerah Beeston. Saya dan teman memutuskan untuk naik bus. Menyusuri jalan perumahan yang mulai dipenuhi salju tipis-tipis, saya hampir terpleset. Masih "hampir" karena masih bisa mengendalikan diri. Mendekati daerah taman di perumahan, tiba-tiba ..."buuukkk", saya jatuh terduduk....Hwa..hwa...sakit sekali, karena posisi jatuh saya terduduk, tepat di tengah..... Ya sudahlah, sudah jatuh, mau apa lagi. Tapi, efek jatuh itu masih saya rasakan hingga 4 hari kedepan. Setiap sholat, dari posisi duduk ke posisi berdiri...wha...sakitnya bukan main. Mungkin kalo di Indonesia, saya sudah ke tukang pijat kali ya. Saya sampai mencoba cari informasi tentang chiropatic, yang dulu saya analogikan dengan "ahli masalah tulang belakang dan syaraf". Tetapi, setelah browsing tentang apa saja yang bisa diobati oleh chiropatic, kayaknya kalo saya bawa penyakit saya itu ke ahli chiropatic,kok terlalu "lebay" ya....Alhamdulillah, hari keempat dari peristiwa buruk itu, saya sudah bisa sholat dengan gerakan normal lagi.

Hmmm...tapi pikir punya pikir, saya jadi tau siapa penyebab semua ini. Yap...sepatu saya tertuduh utamanya. Saya amati bagian bawah alas sepatu, memang kurang "batik-annya". Mulailah saya browsing tentang sepatu yang aman untuk kondisi jalan licin. Hore...ketemu....Tepat satu hari sebelum Christmas, saya membeli sepatu itu di Old Market Square. Pas ada diskon lagi. Cocok kan...












Bukan iklan: ini sepatu saya, gagah sekali ya...Sebenarnya bukan "gue banget" gitu loh...tapi hasil browsing menunjukkan bahwa ini sepatu yang aman untuk kondisi jalan licin


Kebetulan, pulang dari Old market square, salju turun lagi. Jadi ya sekalian test drive sepatu baru, sepatu lama saya masukkan kardus, dan berganti dengan sepatu boot coklat muda. Dan saya berusaha confident dengan sepatu baru itu. Tapi...sret...sret...beberapa kali saya hampir terpleset lagi....untung masih bisa mengendalikan diri. Ternyata problem belum selesai...sepatu yang ini masih licin.....Jadilah pulangnya saya masih harus berjalan seperti Putri Solo, pelan dan menunduk karena takut jatuh. Masih terbayang sakitnya pasca jatuh.

Semalaman saya browsing dengan berbagai kata kunci di uncle google. Non slippery shoes...., crew shoes, grips shoes.....voila....ketemu juga. Ada tawaran alas sepatu dari karet dengan beberapa paku tungsten dibawahnya, yang iklannya berbunyi:
"get confident to walk on ice and snow" he..he..he...coba deh...karena saya sudah putus asa bagaimana harus berangkat ke kampus waktu salju turun. masa' gara-gara salju turun terus nggak masuk kampus? Harganya ya lumayan...sekitar 20 GBP.
Barang datang, dan saya coba. Ehh....ternyata benar loh...nggak licin sama sekali. Benar...saya juga jadi PeDe berjalan di salju yang tipis, kayak lapisan es batu itu. Saya rekomend sekali produk ini, coba lihat-lihat aja di www.skiweb.uk.com.

Eh iya, kembali lagi ke alasan kenapa saya "benci salju", adalah kalo salju pasti udaranya dibawah 0 derajat. Kulit saya protes kalo udara dingin sekali. Memang kulit saya rewel sekali, dulu di Solo juga kemerahan karena kepanasan, sekarang di UK, juga kemerahan karena kedinginan. Repot kan...Memang yang baik itu ya "yang sedang-sedang aja". Lagipula, tahun ini di UK juga sedang mengalami "global freezing" alias dingin yang 'banget". Biasanya untuk Nottingham, suhu paling rendah hanya berkisar -1 derajat C,tapi tahun ini mencapai -7 derajat C...benar-benar freeze. Tapi untunglah,sekarang semua sudah berlalu. Winter di Nottingham sepertinya sudah mau berakhir, terbukti bahwa hari ini suhu sudah mencapai 4 derajat C, serasa hangat.....Winter berakhir lebih cepat dari biasanya. Winter biasa berakhir sekitar februari, tapi ini baru akhir Januari, salju sudah berhenti.

Itulah beberapa alasan kenapa saya "benci salju". Tapi saya juga punya foto kenangan saat salju loh...Waktu itu salju sudah tebal, jadi tidak licin. Salju yang tebal terasa seperti es serut, sehingga saya percaya diri untuk jalan diatasnya. Tapi untuk salju tipis, "say no" to salju tipis.


foto kenangan bersama snowman, yang dibuat pake cetakan baskom plastik


Inginnya,kalo bisa nggak ketemu salju lagi deh...Tapi bagaimana mungkin...., saya masih harus melewatkan tiga kali winter di Nottingham. Hmmm...sudah kangen rasanya menikmati sinar matahari yang bikin keringat menetes di wajah...sensasi berbeda dengan yang saya dapatkan ketika "benda putih-halus" itu turun dari langit dan mengenai wajah saya.


(posting sambil menikmati sore hari yang cukup hangat di kamar).
Nottingham, current condition:
light rain, 4°C,Feels Like 1°C







No comments: